Paywatch
Thursday, August 29, 2024
Dorong ESG, Gunung Madu Plantation (GMP) Lakukan Transformasi Melalui Earned Wage Access Melalui Kerjasama Dengan Paywatch
Jakarta, 29 Agustus 2024 - Environmental, Social, and Governance (ESG) telah menjadi standar bagi perusahaan nasional dan internasional. Konsep ini menekankan pada pembangunan berkelanjutan, investasi, dan praktik bisnis, serta telah menjadi magnet bagi investor karena meningkatnya minat terhadap investasi yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.
Sejalan dengan hal tersebut, PT Gunung Madu Plantation (GMP), pionir bisnis perkebunan dan pabrik gula di Lampung juga berkomitmen menerapkan prinsip pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik.
Sebagai perusahaan yang inovatif dan peduli terhadap karyawannya, GMP, yang beroperasi di lahan seluas sekitar 30.000 hektar, dan mempekerjakan lebih dari 5.000 pekerja, berupaya memberikan manfaat bagi karyawan dan keluarganya, serta komunitas pekerja mereka. Perusahaan telah membangun pusat komunitas, sekolah, klinik kesehatan, fasilitas hiburan dan kolam renang.
Baru baru ini, GMP berinisiatif memberikan tambahan benefit terbaru dalam upaya meningkatkan hubungan antara karyawan dan Perusahaan dengan menyediakan layanan yang mendukung kesehatan finansial, yang memungkinkan karyawan mengakses sebagian dari gaji yang mereka peroleh sebelum hari gajian.
“GMP sangat menghargai kesejahteraan dan kesehatan finansial tim kami. Itu sebabnya kami memutuskan untuk bermitra dengan Paywatch, penyedia layanan Earned Wage Access (EWA) terkemuka, untuk menawarkan fleksibilitas dan keamanan kepada karyawan kami dalam mengakses gaji yang mereka peroleh kapan pun mereka membutuhkannya. Kolaborasi ini merupakan bukti komitmen kami dalam meningkatkan kepuasan dan pemberdayaan karyawan,” ujar Samsuri, HR Manager GMP.
Berbeda dengan layanan finansial lainnya, layanan EWA bukanlah pinjaman yang ditawarkan oleh bank atau koperasi perusahaan. Sebaliknya, ini merupakan pencairan awal gaji sesuai permintaan yang telah diterima karyawan, sehingga memungkinkan mereka memenuhi kebutuhan keuangan yang mendesak.
Sebuah Aspirasi dari Karyawan
Setelah beberapa bulan memanfaatkan Paywatch untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya, GMP mulai melihat dampak yang kuat. Salah satu karyawan GMP yang bekerja di bidang keamanan, telah menggunakan Paywatch sejak layanan tersebut diperkenalkan oleh perusahaan. Karyawan ini mengakui perlunya mempersiapkan kebutuhan mendesak sebelum hari gajian. “Jika tiba-tiba ada kebutuhan finansial yang besar, saya dan istri mengambil pinjaman dari bank. Tapi, untuk kebutuhan mendesak yang bisa ditanggung oleh gaji saya, menurut saya layanan EWA dari Paywatch berguna untuk meminimalisir peminjaman ke teman”, jelas karyawan tersebut.
Karyawan GMP lainnya, seorang mandor, menyatakan bahwa Paywatch telah membantu memperlancar arus kas rumah tangganya ketika menghadapi kebutuhan keuangan yang mendesak dan juga membantu memulihkan martabat pada saat dibutuhkan. “Paywatch membantu meringankan masalah keuangan saya. Sebagai kepala rumah tangga, saya bertanggung jawab mengatur arus kas rumah tangga dan memenuhi kebutuhan keuangan yang mendesak. Daripada meminjam uang dari teman dengan jumlah yang lebih kecil, saya lebih memilih menggunakan EWA. Paywatch adalah solusi terbaik yang saya temukan”, ujarnya.
Mengisi Kesenjangan Layanan Finansial
Kebutuhan finansial yang mendesak bisa terjadi kapan saja dan dihadapi oleh siapa saja. Situasi ini kerap menjebak keluarga di Indonesia dalam hutang, baik melalui bank, pemberi pinjaman informal (shadow banking), atau pinjaman online (pinjol), yang merajalela selama lima tahun terakhir. Hal ini tidak dapat dihindari karena banyak masyarakat di Indonesia yang sudah cukup umur namun belum terlayani oleh bank (unbanked people). Bank Dunia mencatat pada tahun 2021 terdapat 97,74 juta orang yang tidak mempunyai rekening bank atau 48% dari total penduduk Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara terbesar keempat dengan jumlah penduduk yang tidak memiliki rekening bank.
Namun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa inklusi keuangan Indonesia yang mencapai 85%, tidak dibarengi dengan tingkat literasi yang mana saat ini terbilang relatif rendah, yakni sebesar 49% pada tahun 2022. Literasi keuangan mencerminkan kesadaran masyarakat terhadap keputusan keuangan, sedangkan inklusi keuangan menggambarkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal.
Tak heran, banyak kasus yang muncul dari layanan teknologi keuangan, khususnya pinjaman online ilegal. Kasus-kasus ini biasanya dimulai dengan wanprestasi atau kegagalan membayar hutang dan mendominasi liputan media akhir-akhir ini. Hal ini seringkali berujung pada depresi bahkan mengancam nyawa setelah debt collector melakukan penganiayaan atau intimidasi.
Kehadiran EWA di Indonesia dapat membantu mengisi kesenjangan layanan keuangan di masyarakat, khususnya di kalangan pekerja. Daripada meminjam uang dalam jumlah kecil melalui pinjaman online ilegal, pekerja yang membutuhkan dapat memanfaatkan EWA yang lebih nyaman dan biayanya relatif rendah. Menanggapi hal ini, Paywatch menyatakan bahwa keuntungan finansial merupakan keuntungan terpenting bagi karyawan. Pendekatan Paywatch disesuaikan dengan masing- masing sektor bisnis, termasuk industry makanan dan minuman, perhotelan, penerbangan, ritel, pusat informasi, konstruksi, dan manufaktur.
“Kami bangga dapat berkontribusi dalam membangun ekosistem keuangan berkelanjutan di Indonesia melalui kolaborasi kami dengan GMP. Tujuan kami adalah menyediakan likuiditas kepada tenaga kerja, memberdayakan mereka untuk mencapai potensi penuh mereka tanpa tekanan kekhawatiran akan uang. Inisiatif ini lebih dari sekadar memberikan bantuan keuangan secara langsung; ini tentang membina komunitas pekerja yang berkelanjutan dan berdaya secara finansial,” kata Billy Lim, CSO dan Country Manager dari Paywatch.
Perusahaan-perusahaan terkemuka di Malaysia, Korea Selatan, Filipina, dan Indonesia telah memanfaatkan layanan EWA Paywatch. Paywatch berharap dapat membangun tenaga kerja yang berkelanjutan melalui akses keuangan yang adil, khususnya di industri manufaktur Indonesia.
Paywatch saat ini telah memberikan EWA kepada perusahaan ritel raksasa seperti Jaya Grocer, Metrojaya, Bilabila Mart, dan Guardian di Malaysia. Sedangkan di Indonesia, Paywatch bermitra dengan KB Bank, Wilmar, Kredit Plus, CGV, dan beberapa perusahaan manufaktur lainnya.
Tentang Paywatch
Paywatch adalah penyedia layanan Earned Wage Access terkemuka yang didukung oleh lembaga keuangan besar dan diakui komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan finansial dan ESG. Kami berdiri sebagai mitra terpercaya di Asia, bekerja sama dengan bank-bank dan perusahaan terkemuka di setiap pasar kami untuk menjadi jembatan yang dapat membantu karyawan mendapatkan masa depan finansial yang lebih cerah melalui aksesibilitas dan fleksibilitas keuangan yang aman, sehingga memberdayakan masyarakat untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Paywatch saat ini beroperasi di Malaysia, Korea Selatan, Filipina, dan Indonesia.
Share
HR
Berita
The future of HR is flexible.
Let us help you now.
Ready to better recruitment, engagement and retention with zero disruption to your existing payroll? Let’s work together